Mencurahkan kasih sayang pada buah hati memang sebuah naluri yang dimiliki setiap orang tua. Tak hanya manusia, induk binatang pun memiliki naluri untuk melindungi dan mencurahkan kasih sayang pada anak-anaknya.
Yang menjadi permasalahan, sudah tepatkah porsi kasih sayang yang Ayah dan Bunda berikan pada si kecil?
Orang tua perlu tahu bahwa menyayangi buah hati ibarat merawat tanaman. Bila diberi air terlalu banyak, maka akan cepat membusuk.
Sebaliknya, bila air yang diberikan kurang maka bisa layu dan mati.
Ya. Sama halnya dengan anak-anak. Bila mereka diberi kasih sayang dengan cara dan porsi yang tepat, tentu akan tumbuh menjadi pribadi yang positif.
Namun bila diberi kasih sayang dengan cara yang tidak tepat dan berlebihan, bukan tidak mungkin anak akan tumbuh menjadi pribadi yang manja, tidak mandiri, bahkan egois.
Berikan Kasih Sayang Sewajarnya
Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi, seorang Psikolog yang mendalami bidang Klinis Anak mengatakan bahwa setiap anak pada dasarnya memang berhak mendapatkan kasih sayang, terlebih dari orang tuanya.
“Kasih sayang dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk limpahan materi, tapi juga perhatian dan sentuhan penuh cinta,” tambahnya.
Meski demikian, Edward yang juga berprofesi sebagai staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini mengingatkan, kasih sayang yang diberikan orang tua pada anak sebaiknya memiliki porsi yang tepat.
Dalam arti tidak berlebih dan tidak kurang, sekaligus mempunyai tujuan jangka panjang. Dengan demikian saat anak tumbuh dewasa, orang tua dapat menuai hasil sesuai yang diharapkan.
“Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, gemar menolong, serta terampil. Nah semua itu harus dibentuk sejak dini dan diawali dengan pemberian kasih sayang dalam porsi yang tepat,” tegasnya.
Dampak Pemberian Kasih Sayang
Lebih jauh Edward juga menjelaskan bahwa curahan kasih sayang dalam porsi yang tepat pada balita dapat membantu perkembangan motoriknya.
Selain itu juga bisa membantu mengoptimalkan perkembangan otaknya. Alhasil kemampuan kognitif, bahasa, emosi, dan sosial anak sudah pasti dapat berkembang lebih maksimal.
Hal tersebut juga telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Salah satunya yang dilakukan oleh Harvard Medical School. Penelitian yang melibatkan ratusan anak dari sebuah panti asuhan menghasilkan fakta bahwa otak anak panti asuhan yang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang secara langsung dari orang tuanya, ternyata berkembang jauh lebih lambat dibandingkan dengan anak lain yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang orang tua dengan cara yang tepat.
Hasil penelitian lain yang dilakukan Academy of Finland juga menemukan fakta bahwa anak yang tumbuh dengan kasih sayang orang tua yang tepat, terbukti akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan mampu mengatasi berbagai persoalan hidup. Bahkan mereka juga dapat mengelola emosi dengan lebih stabil, serta terhindar dari stres.
Bentuk Kasih Sayang
Ada bermacam-macam bentuk kasih sayang yang bisa diberikan orang tua kepada buah hatinya.
Mulai dari memenuhi kebutuhan dasar hidup dan nutrisinya, melimpahinya dengan perhatian, sampai memberikan sentuhan fisik dalam bentuk pelukan, ciuman, maupun belaian penuh cinta.
Untuk bentuk perhatian, orang tua tentu harus berusaha sebisa mungkin meluangkan waktu untuk sekedar bermain atau mendengarkan dengan sungguh-sungguh cerita dan keinginan buah hatinya.
“Karena itulah, saya sarankan kepada orang tua agar menjauhkan gadget ketika sedang berada di dekat si kecil,” imbuh Edward.
Sedangkan pemberian kasih sayang dalam bentuk sentuhan fisik seperti pelukan, ciuman, dan belaian dapat membuat tubuh anak melepaskan berbagai hormon seperti endorfin, dopamine, serotonin, dan enkefalin yang konon bisa memicu timbulnya rasa bahagia sekaligus dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.
Khusus untuk sentuhan fisik, menurut Edward, apabila usia anak semakin besar, sebaiknya dilakukan dengan persetujuan mereka terlebih dahulu.
Maklum, semakin besar anak biasanya mereka semakin tidak nyaman bila tiba-tiba langsung diberi pelukan atau ciuman, terlebih bila sedang ada di tengah keramaian.
Karenanya, tak ada salahnya kok jika orang tua menanyakan atau minta izin terlebih dahulu kepada anaknya, misalnya dengan mengatakan : “Bolehkah Bunda/Ayah memeluk kakak?” atau pertanyaan lainnya.
“Orang tua perlu menyadari bahwa dengan terbiasa meminta izin, anak menjadi tahu jika tubuhnya tak boleh disentuh secara sembarangan oleh orang lain. Maka bila ada yang tiba-tiba menyentuhnya, secara refleks mereka akan menolak. Hal ini tentu sangat berguna untuk melindunginya dari bahaya pelecehan seksual,’” tutup Edward.