check it now

Si Kecil Sering Bicara Cadel? Ini Penyebab dan Solusinya

Cadel seringkali hanya dikaitkan dengan pendeknya lidah anak. Benarkah demikian?

Daftar Isi Artikel

Pelafalan kata dari seorang anak berusia di bawah 3 tahun terkadang memang menggemaskan. Maklum, di usia tersebut kemampuan berujarnya masih belum sempurna. Beberapa di antaranya bahkan terdengar cadel saat mengucapkan huruf R atau S.

Namun demikian, sesungguhnya kejelasan bicara anak sudah harus mencapai 100% saat usianya mencapai 5 tahun. Apabila sampai usia 5 tahun pelafalannya masih cadel, maka si kecil bisa dikategorikan mengalami gangguan bicara atau dalam bahasa medis-nya dikenal dengan istilah disartikulasi.

Berikut beberapa penyebab dan solusi dari cadel yang diungkapkan oleh dr. Tri Gunadi, Direktur Klinik Tumbuh Kembang Yamet.

Kurang Matangnya Koordinasi Bibir dan Lidah

Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah.

Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara lidah, langit-langit, dan bibir.

Solusinya, orangtua harus meluruskan dengan cara menuntun anak melafalkan ucapan yang benar. Tetapi ingat, orangtua tak boleh memaksakan anak harus langsung bisa, apalagi jika saat itu belum tiba waktu kematangannya untuk mampu melakukan hal tersebut.

Pemaksaan hanya membuat anak jadi stres, sehingga akhirnya ia malah mogok berusaha meningkatkan kemahiran berbahasanya. Lakukan pula kerjasama dengan guru, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.

Kelainan Fisiologis

sumber: freepik

Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi:

1. Gangguan pada bagian pendengaran

Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat di telinga, sehingga bisa mempengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga mempengaruhi kemampuan berbicaranya.

2. Gangguan pada otak

Ada beragam kemungkinan yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Di antaranya adalah perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah cadel.

3. Gangguan pada wilayah mulut

Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat jarang terjadi.

Meski demikian, kelainan fisiologis ini dapat diatasi, tergantung berat ringan penyebabnya. Umumnya bila penyebabnya termasuk katagori berat, maksudnya penyakitnya tak dapat disembuhkan atau kelainan organnya tak dapat dikoreksi, maka bisa menjadi cadel yang menetap. Namun bila tergolong ringan, maka cadel bisa disembuhkan.

Faktor lingkungan

Cadel juga bisa terjadi misalnya karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. “Jangan naik pagel (maksudnya adalah pagar).”

Akibatnya malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus bicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena meniru.

Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel (sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana seharusnya mengucapkan konsonan tertentu.

Dalam kasus ini, orangtua harus menghentikan kebiasan berkata cadel dan melakukan koreksi. Amati dengan jeli. Contoh, bila hari ini bisa namun keesokan harinya tidak bisa, maka tugas orangtua segera mengoreksi dengan menyebutkan yang sebenarnya.

Mintalah kepada anak untuk mengulanginya beberapa kali. Namun, jangan memaksa. Berikan penghargaan bila ia kembali mampu mengucapkannya dengan baik.

Jika orangtua memang cadel, mintalah orang-orang yang berada di lingkungan terdekat untuk memberikan stimulasi kepada anak.

Faktor psikologis

Faktor psikologisnya, bisa jadi anak berkata-kata demikian untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang semula tidak cadel, tiba-tiba menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara adiknya.

Bila seperti itu, orangtua harus menunjukkan bahwa perhatian kepadanya tidak akan berkurang karena kehadiran adik. Selain itu, orangtua juga harus terus mengajak anak bicara dengan bahasa yang benar, jangan malah menirukan pelafalan yang tidak tepat.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti