check it now

Langkah Tepat Mengatasi Tantrum pada Anak

Tantrum atau ledakan kemarahan pada anak yang terjadi secara tiba-tiba terkadang memang mengagetkan sekaligus menjengkelkan. Bagaimana cara mengatasinya?

Daftar Isi Artikel

Sesuai dengan artinya, tantrum adalah ledakan kemarahan yang terjadi secara tiba-tiba. Biasanya, tantrum muncul pada anak usia 1 hingga 4 tahun. Penyebabnya sendiri adalah karena anak merasa frustasi ketika keinginannya tidak terpenuhi. Terlebih rasa frustasi tersebut belum mampu diungkapkannya dalam bentuk kata-kata sehingga mereka mengekspresikannya lewat kemarahan yang tak terkendali.

Kenali penyebab

Tantrum biasanya juga dipicu oleh beberapa faktor, seperti lapar, lelah, bosan, mengantuk atau sakit. Anak yang lapar tentu akan lebih cepat tersulut amarahnya. Begitu juga dengan anak yang sedang bosan, mengantuk, sakit dan lelah. Karenanya sebagai orangtua kita harus tahu kondisi anak sehingga bisa meminimalisir terjadinya tantrum.

Di samping itu, tantrum juga bisa dimanfaatkan oleh balita yang pola asuhnya salah. Misalnya, anak yang terlalu dimanja, maka saat keinginannya tidak terpenuhi akan bertingkah layaknya anak yang sedang tantrum.

sumber: freepik

Itu sebabnya, daripada memanjakan, lebih baik para orangtua membiasakan si kecil bernegoisasi sejak dini. Misalnya, ketika ia menginginkan suatu mainan, jangan langsung memberikan atau menolaknya.

Berikan pilihan pada si anak dengan mengatakan : “Adik mau mainan ini atau bermain di taman? Bila adik beli mainan ini, maka nanti sore adik tidak boleh bermain di taman.” atau “Adik boleh melanjutkan bermain sampai sore setelah menghabiskan makan siang. Kalau tidak makan siang, maka bermainnya hanya boleh sampai 5 menit lagi.”  

Tetap tenang

sumber: freepik

Bila anak mulai mengamuk dan menangis histeris sembari beguling-guling dan berteriak, cobalah untuk tetap bersikap tenang. Jangan memberikan hukuman fisik, mengancam maupun mengajaknya berbicara. Cukup katakan dengan tegas : “Jika adik sudah tenang, nanti baru kita akan bicara.” Hal yang sama juga harus diterapkan bila tantrum terjadi di depan umum.

Jangan sekali-kali menyerah pada keinginan anak karena merasa malu dilihat banyak orang. Sebab sekali keinginannya dituruti, maka mereka akan langsung merekam bahwa untuk mencapai tujuannya, si kecil tinggal mengeluarkan jurus mengamuk. Ingatlah,  tantrum adalah hal yang wajar dan bisa terjadi pada semua anak.

Hindari memberi ‘sogokan’ pada anak

Jangan menyuap/menyogok anak dengan hadiah untuk menghetikan amukannya. Biasakan anak mengerti bahwa amukan yang tak terkendali atau tantrum adalah kebiasaan yang buruk.

Jika tantrum diekspresikan dalam bentuk prilaku yang membahayakan seperti memukul orang lain maupun dirinya sendiri, merusak benda disekitarnya atau bahkan membentur-benturkan kepalanya, maka sebaiknya pegang erat-erat si anak hingga dia tidak dapat melakukan berbagai hal yang berbahaya. Jangan ajak berkomunikasi termasuk menyuruhnya untuk berhenti.

Cukup pegang dengan erat sampai anak merasa letih dan berangsur tenang. Setelah tenang, baru ajak anak berbicara dan tekankan bahwa kemarahan seperti itu berbahaya. Jangan lupa, ajarkan juga pada anak bagaimana sebaiknya mereka menunjukkan kemarahannya.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates