Bagi seorang perempuan, kehamilan memang masa yang penuh dengan kejutan dan keajaiban, terlebih saat janin dalam kandungan sudah mulai aktif bergerak. Normalnya, janin memang akan terus aktif berputar dan bergerak sampai usia kehamilan masuk di minggu ke-36.
Saat mendekati persalinan, biasanya kepala janin akan mulai menetap pada jalan lahir. Namun, tidak sedikit janin yang justru meletakkan kaki pada jalan lahirnya atau yang kerap disebut kehamilan sungsang.
Menurut salah seorang dokter kandungan dari Archa Clinic, dr. Martina Claudia, Sp.OG, kondisi kehamilan sungsang dibagi menjadi tiga.
Pertama, bokong murni yang berarti posisi kaki bayi terangkat ke atas setinggi bahu atau kepala janin sehingga bagian bokong bayi masuk ke dalam rongga panggul jalan lahir.
Kedua, bokong tidak murni, di mana posisi kaki bayi satu terangkat ke atas sedangkan kaki satunya berada di samping bokong.
Ketiga, footling breech yaitu posisi terbawah bukan bokong melainkan kaki bayi.
Lantas apa yang menyebabkan kehamilan sungsang?
Penyebab kehamilan sungsang beragam, salah satunya karena aktifnya gerakan janin sehingga posisi kepala berada di atas. Selain itu, kurangnya aktivitas dan mobilitas ibu juga dapat menjadi penyebab kehamilan sungsang.
Lebih lanjut dokter Martina menjelaskan bahwa kehamilan sungsang juga bisa disebabkan karena kelainan bentuk rahim. Bentuk rahim normalnya seperti buah alpukat, apabila tidak, maka janin akan bergerak dan mencari posisi yang nyaman dengan menyesuaikan bentuk rahim ibu. Sehingga ada kemungkinan posisi kepala akan di bagian atas.
Tak hanya itu, masih menurut dokter Martina, kehamilan sungsang juga bisa terjadi karena ibu memiliki suatu penyakit misalnya terdapat tumor di rahim atau miom. “Tumor di rahim posisinya bisa di bawah, di atas, di permukaan luar, di tengah, atau pun di dalam. Apabila posisi tumor terletak di bawah, maka tentu akan menimbulkan gangguan pada posisi janin, di mana janin secara otomatis akan mencari posisi yang lebih nyaman yaitu kepala pada bagian atas.” tuturnya.
Bahkan, panggul ibu yang abnormal juga bisa menjadi pemicu kehamilan sungsang. Akibatnya posisi kepala janin tidak pas dan janin akan mencari posisiyang nyaman yaitu ke bagian atas. Bisa juga karena plasenta yang terletak di bagian bawah sehingga janin akan naik ke atas.
Selain itu, cairan ketuban yang terlalu banyak atau sedikit juga menjadi faktor yang mengakibatkan kehamilan sungsang. Sama halnya dengan kondisi kehamilan ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya juga berpotensi sungsang. Sebab di kehamilan ketiga dan seterusnya, otot-otot abdomen sudah mulai mengendur.
Berbahayakah kehamilan sungsang?
Secara umum, kehamilan sungsang tidak berbahaya. Namun, apabila memasuki masa persalinan, kehamilan sungsang akan menjadi berbahaya bila ibu tetap berencana melahirkan normal. Pasalnya, janin dalam posisi sungsang lebih beresiko mengalami cidera bila dilahirkan secara normal dan ibu pun bisa beresiko mengalami pendarahan.
Itulah sebabnya sangat penting untuk mendeteksi janin sejak dini, termasuk posisinya, apakah sungsang atau tidak.
Ada cara mudah yang dapat dilakukan yaitu dengan tidur terlentang dalam kondisi rileks. Rabalah bagian atas, apabila terasa ada yang berbentuk bulat dan keras, maka ada kemungkinan posisi bayi sungsang.
Pada usia 8-9 bulan, apabila posisi bayi sungsang, maka ibu akan mengalami hambatan saat beraktivitas seperti tidak bisa menarik napas panjang hingga sesak napas.
Bagaimana cara mengubah posisi janin?
Saat mengetahui posisi janin sungsang, maka disarankan bagi ibu untuk melakukan senam hamil. Sebab gerakan pada senam hamil diharapkan dapat mengubah posisi yang sungsang.
Selain senam hamil, ibu juga bisa melakukan gerakan bersujud (knee chest position) dengan posisi dada sejajar dengan lantai. Apabila saat melakukan gerakan ini terasa sesak, maka ibu disarankan untuk beristirahat.
“Selain dua cara yang disebutkan tadi, ada cara lain yang bisa dilakukan ibu yaitu dengan mengonsumsi asupan air yang cukup agar air ketuban bagus. Apabila telah sampai saatnya persalinan dan posisi janin masih tetap sungsang, maka disarankan untuk ibu melahirkan lewat operasi caesar.” tutup dokter Martina.