Banyak yang mengatakan kalau kehamilan pertama lebih rentan mengalami keguguran ketimbang kehamilan berikutnya. Hmm.., benarkah?
Keguguran memang merupakan hal yang menyakitkan, sehingga tidak ada seorang perempuan pun yang ingin mengalaminya. Bagaimana tidak? calon buah hati yang sudah sangat dinantikan, terpaksa harus pergi sebelum sempat ditemui.
Keguguran bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan menindaklanjuti kehamilan sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu. Itulah sebabnya, perlu mengetahui penyebab terjadinya keguguran agar hal tesebut dapat dihindari sedini mungkin.
Menurut dr. Ronny SpOG, keguguran rentan terjadi pada bulan-bulan awal masa kehamilan. Penyebab terbesarnya bisa karena faktor genetik, akibat adanya ketidaksesuaian kromosom ibu dan ayah.
“Kelainan rahim juga bisa menjadi pemicu terjadinya keguguran. Misalnya rahimnya lemah, terjadi gangguan pada leher rahim, tumor rahim yang bisa mengganggu pertumbuhan embrio.” tuturnya.
Lebih lanjut dokter Ronny mengatakan keguguran juga bisa terjadi akibat tali plasenta terjerak kaki bayi, sehingga saat bayi bergerak tali plasentanya tertarik kemudian lepas.
Selain beberapa penyebab di atas, ternyata lingkungan juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya keguguran. Bagaimana bisa?
Dikatakan oleh dokter Ronny bahwa pada lingkungan kotor, umumnya terdapat banyak bakteri yang menyebabkan sumber penyakit. Apabila ibu hamil terinfeksi chlamidia trachomatis atau nesseiria gonorrhoe, maka bukan tidak mungkin bisa terjadi keguguran.
Ada beberapa tanda umum yang kerap dialami ibu hamil sebelum keguguran, antara lain :