check it now

Tya Ariestya, Menjalani Program Bayi Tabung Dengan Prinsip Nothing To Lose

Daftar Isi Artikel

Kisahnya sebagai IVF survivor atau pejuang bayi tabung menginspirasi banyak orang. Tak heran jika kini Tya kerap dijadikan tempat curhat sejumlah pasangan yang merindukan momongan.

Hadirnya buah hati mungkin merupakan hal yang paling didambakan setiap pasangan. Begitu pula dengan Tya Ariestya, artis sekaligus presenter cantik yang disunting Irfan Ratinggang ini awalnya juga bercita-cita untuk bisa langsung mendapatkan momongan usai menikah 17 Agustus 2014 silam.

Namun apa daya, harapan terkadang tak selalu sesuai dengan kenyataan. Setahun setelah menikah, buah hati yang mereka dambakan tak kunjung datang. Ketimbang harus terus menunggu, Tya dan suami akhirnya memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke dokter dan menjalani serangkaian tes kesuburan. Hasilnya, wanita kelahiran 30 Maret 1986 ini di diagnosa menderita PCOS atau polycystic ovary syndrome, yaitu suatu masalah keseimbangan hormon yang membuatnya sulit hamil secara alami.

Memilih Program Bayi Tabung

Mendengar diagnosa tersebut, Tya tak lantas putus asa. Maklum, sebagai mantan atlet taekwondo, Tya sudah pasti memiliki ketahanan mental dan daya juang di atas rata-rata. Alhasil beberapa program kehamilan pun mulai dicobanya, sampai akhirnya program bayi tabung  dijalaninya.

“Memang saat menjalani program bayi tabung usia saya masih tergolong muda, yaitu 29 tahun. Tapi berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter dan beberapa artikel yang pernah saya baca, tingkat keberhasilan program bayi tabung akan semakin tinggi bila dilakukan di usia muda. Itu sebabnya, saya dan suami tak mau menyia-nyiakan waktu dan langsung sepakat mencobanya,” kenangnya.

Keputusan pemain film “I Love You Masbro” itu ternyata tepat. Buktinya dalam percobaan bayi tabung yang pertama, Tya langsung berhasil dan dinyatakan positif hamil. Hal ini pula yang mendorongnya untuk segera melakukan program bayi tabung yang kedua, kurang lebih 2 tahun setelah kelahiran Muhammad Kanaka Ratinggang (Kanaka), anak pertamanya.

Tapi sayang, kali ini Tya kurang beruntung. Percobaan bayi tabung keduanya gagal. Meski demikian, wanita murah senyum ini tetap penuh semangat. Dengan dukungan suami serta orang-orang terdekat, Tya kembali mencoba program bayi tabung untuk ketiga kalinya.

“Berhubung saya sudah pernah merasakan berhasil sekaligus gagal dalam program bayi tabung yang pertama dan kedua, maka untuk program yang ketiga kalinya ini saya memutuskan untuk lebih santai, pasrah, alias tidak ngoyo. Karena saya dan suami kan juga sudah tahu risikonya. Intinya saya menjalaninya dengan prinsip nothing to lose. Tetap berdoa sudah pasti, tapi saya menolak untuk stres. Hal ini ternyata berpengaruh lho. Sebab menurut dokter, stres juga bisa mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung,” jelasnya.

Syukurlah dalam percobaan bayi tabung yang ketiga kalinya itu, Tya kembali dinyatakan berhasil. Seorang bayi lucu dan menggemaskan yang diberi nama Muhammad Kalundra Ratinggang (Kalundra), diijinkan lahir dari rahimnya, 30 April 2019 lalu.

“Saya tahu, program bayi tabung memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Itu sebabnya, sebelum menjalaninya lebih baik setiap pasangan sudah memikirkannya dengan matang. Jika biaya terasa berat dan takut gagal, lebih baik jangan dilakukan dulu karena nantinya malah akan membuat stres. Tapi bila pasangan sudah sama-sama mantap dan tahu risikonya, segera jalankan. Terus berdoa, jauhi stres, serta rajin kontrol ke dokter,” saran Tya.

Mengajarkan Untuk Saling Menyayangi

Kini dua putra yang ganteng dan lucu siap menemani hari-hari pemilik nama lengkap Ariestya Noormita Azhar ini. Layaknya saat akan mendapatkan adik, si sulung Kanaka dikatakan Tya sempat kaget ketika melihat ada anak kecil lain yang mencuri perhatian orangtuanya. Karena itu Tya dan suami sepakat untuk tidak mengurangi perhatian mereka pada Kanaka.

“Sejak Kalundra dalam kandungan, saya dan suami sebenarnya juga sudah sepakat untuk membagi tugas agar Kanaka bisa tetap mendapat perhatian penuh. Jadi saat suami mengajak Kanaka bermain, maka saya akan mengurus adiknya. Begitu pula sebaiknya. Sebab bagi kami yang terpenting jangan sampai Kanaka atau Kalundra merasa sendiri,” tutur Tya.

Selain itu, Tya juga berharap Kanaka dan Kalundra bisa membangun hubungan persaudaraan yang dekat dan saling menyayangi. Karenanya, ia dan suami sepakat untuk menjauhkan Kanaka dan Kalundra dari kata negatif seperti berantem.

“Kan sering tuh, kalau kakak adik ribut langsung dibilang jangan berantem atau kata lain yang konotasinya negatif. Nah, saya dan suami sepakat untuk tidak menggunakan kata-kata seperti itu dan bercita-cita menggantinya dengan penjelasan yang disertai contoh. Misalnya saat Kanaka merasa gemas dan mengeplak kepala adiknya, saya tidak serta merta memarahinya dan menjulukinya dengan suatu kata atau kalimat yang negatif. Lebih baik saya memberinya penjelasan bahwa kepala adiknya  masih lembek sehingga jika ingin memegangnya harus pelan-pelan sembari saya berikan contoh. Pengajaran seperti itu saya rasa lebih efektif,” pungkas Tya.

Majalah Sang Buah Hati Edisi November & Desember telah terbit. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar kesehatan dan gaya hidup keluarga dari Majalah Sang Buah Hati di pick up point terdekat atau toko buku Gramedia. Selamat membaca!

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates