“Kok abis lahiran badannya jadi makin gemuk,”
“Anaknya jatuh, ibunya gak telaten sih,”
“Gak doyan makan ya makanya ASI-nya gak lancar,”
Pernah mendengar kata-kata seperti diatas? Bagi seorang ibu mendengar kata tersebut tentu saja membuat perasaan jadi muram. Uniknya, kata-kata demikian menurut psikolog Dessy Ilsanty, M.Psi seringkali diucapkan oleh sesama ibu. Alhasil kini muncul istilah untuk menggambarkan hal tersebut yaitu Mom-shamming.
Shaming sendiri diartikan sebagai suatu perbuatan mencela dan mengecilkan orang lain dengan mengomentari aspek tertentu dari orang tersebut. Lebih lanjut, Dessy mengatakan bahwa bisa saja pelaku Mom-shaming tersebut tidak sadar telah melukai hati ibu lain karena pada dasarnya mereka memberikan nasihat tetapi dengan kata-kata yang keliru.
“Mom-shaming biasanya berbentuk nasihat dari orang yang (merasa) lebih berpengalaman. Namun cara penyampaian yang tidak tepat, menimbulkan kesan negatif dan membuat korban merasa buruk atau bersalah atas pilihan yang telat dibuatnya. How to fight mom-shaming? Dengan berpikiran positif, bijaksana dalam merespon dan fokus terhadap diri sendiri serta keluarga agar tidak mudah terganggu dengan komentar orang,” jelas Dessy Ilsanty, M.Psi., pada acara media gathering Hallobumil beberapa waktu lalu.
Bagi pelaku mom-shamming, Dessy mengingatkan untuk berhati-hati dalam bertutur kata karena bisa saja apa yang kita ucapkan melukai perasaan orang lain dan bagaimana bila seandainya itu terjadi pada kita? Selain itu kata psikolog yang juga isteri dari actor, Adrian Maulana ini yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa informasi yang disampaikan memang benar, karena kenyataannya seringkali kita berkomentar padahal belum tentu benar sesuai ilmu pengetahuan.