Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengumumkan data yang mengejutkan terkait penambahan kasus monkeypox yang meningkat beberapa pekan terakhir. Kasus ini meningkat secara siginifikan terutama di wilayah DKI Jakarta.
Secara rinci, kasus monkeypox yang tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus yang telah terkonfirmasi. Disusul oleh Jawa Barat dengan 13 kasus yang terkonfirmasi, Banten dengan 9 kasus, Jawa Timur dan Jogjakarta dengan masing-masing 3 kasus, hingga Kepulauan Riau dengan 1 kasus. Dari jumlah yang tertera tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Dilansir dari Kemenkes RI, Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Ini merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga kemudian bisa menyebar dari manusia ke manusia.
Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan lesi atau ruam di kulit. Cacar monyet menyebar melalui kontak erat dengan orang yang memiliki ruam monkeypox. Penularannya bisa melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, hiingga kontak seksual.
Baca Juga: VS Challenge, Sport Park Pertama dari Jepang Hadir di Indonesia!
Gejala Monkeypox Apa Saja Sih?
Dalam penyebarannya, virus cacar monyet menyebabkan beberapa tanda dan gejala. Klasifikasi gejalanya dimulai dari gejala ringan hingga gejala berat yang memerlukan perawatan khusus di fasilitas kesehatan. Gejala yang biasanya muncul meliputi:
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Lemas
- Pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, atau selangkangan)
- Muncul ruam/lesi kulit
Kemunculan ruam yang menjadi gejala khusus virus ini biasanya muncul dalam satu hingga tiga hari sejak demam. Ruam yang muncul mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, lalu mengeras, mengering dan rontok.
Jumlah ruam atau lesi yang muncul pada tiap orang sangat beragam, bahkan pada beberapa kasus jumlahnya bisa mencapai ribuan. Kemunculan bintik ini biasanya terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Meski begitu, ada pula beberapa kasus di mana ruam muncul di mulut, alat kelamin, hingga mata.
Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus perlu mendapatkan penanganan khusus karena terdapat komplikasi medis yang berisiko tinggi kematian.
Mereka dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih berat dan serius. Anak-anak dan ibu hamil juga lebih rentan terinfeksi monkeypox.
Bagaimana Penanganan Penyakit Ini?
Hingga kini, pengobatan spesifik untuk kasus monkeypox masih terbatas, bahkan masih dalam tahap pengembangan. Penanganan yang ada saat ini masih bersifat simptomatis dan suportis. Artinya, pengobatan dilakukan sesuai dengan gejala yang ditimbulkan. Meski begitu, pasien monkeypox tetap harus mengikuti arahan dan saran dari fasilitas kesehatan.
Penyakit cacar monyet ini dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan virus ini. Di antaranya adalah:
- Memenuhi kebutuhan air harian
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
- Istirahat dan tidur yang cukup
- Menjaga kesehatan mental
- Berolahraga jika memungkinkan
- Hindari menggaruk kulit yang berruam
- Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menyentuh ruam
- Menjaga kulit tetap kering dan terbuka
- Menjaga kebersihan ruam dengan air steril atau antiseptik
Tips Terhindar dari Virus Monkeypox
Dalam mencegah penyebaran virus cacar monyet, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni:
- Menghindari kontak langsung dengan hewan primata, pengerat, dan penderita monkeypox.
- Rajin mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum masak dan makan.
- Menghindari berbagai penggunaan alat makan bersama atau bergantian dengan orang lain.
- Menghindari kontak dan mengonsumsi hewan liar.
- Memasak dan mengonsumsi daging secara matang.