Menyusui merupakan hal terbaik yang bisa diberikan seorang ibu untuk buah hatinya. Sebab, selain nutrisi, di setiap tetes ASI ada cinta dan kasih sayang yang sangat berharga dan tidak bisa tergantikan dengan apapun.
dr. Ameetha Drupadi, CIMI, founder Komunitas Pejuang ASI Indonesia mengatakan menyusui itu sangat penting karena komposisi ASI berubah sesuai kebutuhan bayi dan di dalam ASI terdapat faktor protektif atau pelindung untuk bayi.
“Saat bayi baru lahir ibu menghasilkan kolostrum di 1-3 hari pertama. Kemudian di hari ke 4-5 ASI berubah menjadi ASI transisi yang berwarna putih atau matur. Begitu pun pada bayi yang lahir prematur, Ibu akan menghasilkan ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi,” lanjutnya.
Selain untuk bayi, menyusui secara langsung juga memiliki manfaat tersendiri bagi ibu di antaranya seperti mengurangi rasa sakit pasca melahirkan, pendarahan, mengurangi gejala baby blues dan postpartum depression, mengurangi risiko kanker, diabetes, osteoporosis, menurunkan berat badan, meningkatkan rasa percaya diri ibu karena dapat mengurus bayinya serta yang paling penting yakni meningkatkan bonding atau ikatan batin antara ibu dan bayi.
Pertanyaannya hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ibu baru agar sukses meng-ASI-hi sejak kelahiran buah hati?
Dokter Ameetha yang juga merupakan Konselor Laktasi di Mayapada Hospital Jakarta Selatan menegaskan hal penting yang harus dihindari jika ibu ingin sukses memberikan ASI eksklusif adalah menghindari penggunaan botol dot dan empeng.
“Usahakan agar bayi menyusu secara langsung ke payudara ibu. Sebab isapan bayi ke payudara dan isapan bayi ke botol dot jelas berbeda. Pemberian botol sejak awal kelahiran berisiko membuat membuat bayi bingung putting,” tegasnya.
Lalu bagaimana dengan ibu yang bekerja?
“Masih banyak cara lain yang bisa digunakan untuk memberikan ASI, misalnya seperti gelas, sloki, cup feeder, soft feeder, pipet, dan lain-lain,” imbuhnya.
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas ASI
Agar kualitas dan kuantitas ASI meningkat ibu perlu memperhatikan posisi dan perlekatan menyusui yang tepat, tidak memberikan dot dan empeng, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan, mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga tercinta (support system), dan menjaga emosi agar tetap happy.
“Hindari stres! Sebab jika ibu stres hormon oksitosin atau pelancar ASI akan tertekan dan menyebabkan ASI tidak lancar,” tanya dokter Ameetha.
Selain beberapa cara tadi, pijat oksitosin juga bisa menjadi jalan terbaik untuk membantu ibu meningkatkan produksi ASI. Apalagi bila dilakukan oleh suami.
“Titik oksitosin ibu menyusui sebagian besar ada di punggung, yakni di antara tulang belakang. Cara melakukannya dengan menekan sisi kanan kiri dari batas leher sampai sebatas talibra. Pijat oksitosin juga bisa dilakukan di payudara. Caranya dengan memijat lembut bagian payudara dan mengarah ke ketiak. Dari atas dan dari bawah. Untuk di bagian payudara ini ibu bisa melakukannya sendiri sembari mandi air hangat,” jelas Dokter Ameetha.
Masalah Menyusui Ibu Baru
Meski sifatnya alami, namun terkadang kegiatan menyusui tak berjalan sesuai harapan. Dokter Ameetha juga mengungkapkan ada beberapa masalah yang kerap dikeluhkan ibu baru seperti bingung puting, bayi tidak mau menyusu, berat badan bayi tidak meningkat, hingga payudara lecet dan bengkak.
“Kurangnya pengetahuan mengenai ASI, tidak adanya dukungan dari orang-orang terdekat, sering mendengar atau membaca mitos-mitos seputar ASI dan posisi menyusui/perlekatan yang tidak benar merupakan beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut,” jelas Dokter Ameetha.
Terakhir, Dokter Ameetha mengingatkan ibu untuk memperhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui karena kunci sukses menyusui adalah perlekatan yang tepat.
“Jangan sungkan untuk berkonsultasi atau meminta bantuan kepada dokter atau konselor laktasi selama masa menyusui. Karenanya, penting bagi ibu untuk memilih rumah sakit yang pro ASI atau memiliki konselor laktasi,” tutup Dokter Ameetha.