Siapa yang tak ingin memiliki kulit wajah bersih dan cerah? Rasanya hampir semua orang menginginkannya.
Jadi tak heran jika kini muncul beragam produk perawatan kulit atau skincare dengan berbagai keunggulannya.
Mulai dari skincare berbahan alami atau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti bengkuang, lidah buaya dan lemon, sampai yang terbuat dari campuran zat kimia.
Skincare Alami
Skincare alami memang dinilai lebih bersahabat untuk kulit. Selain label alami, ada pula istilah lain, yaitu skincare organik.
“Tidak sedikit yang mengira keduanya sama, padahal jelas berbeda,” tegas dr. F. Refla Syarif, SpKK, ahli kulit dari klinik Ermedika BSD, Tangerang Selatan.
Meski sama-sama berasal dari bahan yang berasal dari tumbuhan, namun skincare organik tidak menggunakan pestisida atau zat kimia yang biasa digunakan pada perkebunan pada umumnya.
Sedangkan skincare alami, berasal dari tanaman yang ditanam dengan menggunakan pestisida agar tumbuh subur dan jauh dari hama.
“Itulah sebabnya mengapa skincare organik memiliki harga yang sedikit lebih mahal bila dibanding skincare alami,” jelasnya.
Lebih jauh dokter Refla juga mengatakan, meski berasal dari tumbuhan, bukan bukan berarti skincare jenis ini 100% aman. Sebab ada sebagian orang yang memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap zat yang berasal dari tumbuhan.
“Bagi mereka, bahan alami seperti lidah buaya atau air mawar justru bisa jadi pemicu alergi,” jelas dokter yang juga berpraktik di RS Sari Asih Karawaci.
Skincare alami umumnya hanya efektif digunakan untuk menjaga kulit agar tetap sehat, bukan membantu mengobati jerawat, menghilangkan flek, maupun mengurangi kerutan.
Karena berasal dari tumbuhan, maka bahan pengwet yang digunakannya pun rendah sehingga masa kadaluarsanya relatif lebih pendek.
Inilah yang membuat skincare alami atau organik lebih direkomendasikan untuk ibu hamil dan menyusui.
Skincare Kimia
Sebaliknya, skincare berbahan kimia lebih cepat mengobati berbagai masalah kulit, mulai dari jerawat, flek, dan lainnya.
Tapi karena berasal dari bahan kimia, dokter Refla menyarankan ibu hamil dan menyusui untuk menghindarinya.
Berbeda dari skincare alami yang hanya terserap di kulit, skincare kimia bisa terserap secara sistemik oleh tubuh, sehingga ditakutkan dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan.
Di samping itu, skincare kimia juga mempunyai sifat yang lebih iritatif untuk kulit sehingga jika tidak cocok atau dosisnya berlebih dapat menimbulkan iritasi.
“Memang ada beberapa bahan yang tidak aman digunakan meski dalam dosis kecil. Misalnya paraben yang bisa memicu timbulnya kanker bila diaplikasikan secara terus menerus dalam jangka waktu panjang. Karenanya jika ingin menggunakan skincare kimia, pastikan yang paraben free,” tutupnya.