Menurut badan kesehatan dunia, WHO, jumlah penderita osteoporosis dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Disebutkan pula bahwa penderitanya kebanyakan kaum wanita.
Menurut seorang ahli orthopedic surgeon, dr. Ray Hendry Sp.OT, Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang kerap disebut tulang keropos.
Secara miksroskopis tulang tersusun seperti struktur sarang lebah. Bila terjadi osteoporosis, lubang-lubang pada sarang lebah ini menjadi lebih besar. Artinya kepadatan tulang sudah berkurang, dan struktur tulang menjadi tidak normal.
Penyebab Osteoporosis
Secara normal, tulang dibentuk dan diserap melalui proses alami tubuh. Pada individu normal, pembentukan lebih banyak dari pada penyerapan.
“Nah, osteoporosis terjadi jika penyerapan lebih banyak dari pembentukan. Hal tersebut bisa disebabkan pertambahan usia/proses alami penuaan dan penyakit kronis. Tak jarang, osteoporosis juga disebabkan faktor malnutrisi, kurang aktivitas, dan gaya hidup tidak sehat,” ungkapnya.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sebenarnya terjadi secara perlahan dan diam-diam, sehingga sering disebut sebagai silent disease.
Patah tulang seringkali menjadi gejala pertama. Bisa juga tubuh menjadi lebih pendek atau bungkuk. Itu terjadi karena ruas-ruas tulang belakang melemah dan memendek.
Kondisi patah tulang, sakit tulang belakang, dan bungkuk tersebut tentu menimbukan kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Akibatnya secara psikologis, dapat juga menimbulkan depresi karena ketergantungan kepada orang lain.
Apakah osteoporosis bisa disembuhkan?
“Osteoporosis tidak bisa disembuhkan, namun sebenarnya banyak faktor risiko yang dapat dikenali dan diantisipasi. Misalnya kebiasaan seperti merokok, minum minuman beralkohol, kurang kalsium, kurang aktivitas, konsumsi obat,” jawab dokter Hendry.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Terjadinya Osteoporosis
Faktor hormonal, terutama estrogen, sangat mempengaruhi, karena hormon ini menghambat penyerapan tulang. Selain itu, growth hormones, hormon thyroid, corticosteroid, juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi.
Mengenai minum susu, sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan asupan makanan sehari-hari sudah cukup kalsium. Contohnya dari kacang-kacangan, kacang kedelai, sayuran hijau, seafood, dan daging.
Selain itu, kalsium menjadi nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh untuk fungsi otot saraf, pembekuan darah, dan lain-lain. Pasalnya, tubuh secara normal tidak dapat memproduksi kalsium sendiri. Sedangkan tempat penyimpanan kalsium dalam tubuh sebagian besar ada di dalam tulang. Jika asupan kalsium kurang, tubuh akan mengambil dari tulang.
“Kebutuhan kalsium setiap orang memang berbeda. Setiap harinya, anak-anak membutuhkan 600 mg, dewasa muda 1300 mg, dewasa 750 mg, ibu hamil 1500 mg, ibu menyusui 2000 mg, pasien patah tulang dan wanita post-menopause 1500 mg,” ujar dokter Hendry.
Terapi Penderita Osteoporosis
Data dari WHO menunjukkan perempuan lebih banyak menderita osteoporosis, apa ya kira-kira penyebabnya.
Dokter Hendry menjelaskan tulang pada wanita cenderung lebih kecil dan tipis serta masanya lebih rendah. Selain itu, hormon estrogen pada wanita yang ikut melindungi tulang, menurun drastis pada saat post-menopause.
“Faktor faktor inilah yang menyebabkan wanita cenderung lebih mudah terkena osteoporosis,” katanya.
Penderita osteoporosis perlu terapi jangka panjang yang meliputi berbagai aspek. Di antaranya memperbaiki gaya hidup yang kurang tepat, mengonsumsi makanan benutrisi, melakukan aktivitas fisik yang benar. Selain itu, konsumsi minuman berkafein, beralkohol, dan juga rokok, harus dibatasi.
Sedangkan untuk mengatasi rasa nyeri sementara dapat berkonsultasi dengan dokter yang akan memberikan resep yang sesuai kebutuhan pasien.