Saat berkunjung ke restoran cepat saji, selain daging ayamnya yang menggoda, kulitnya pun tak kalah lezat untuk dicicipi. Bahkan beberapa restoran juga menyediakan menu khusus untuk kulit ayam goreng.
Tapi pertanyaannya betulkah jika kulit ayam goreng ini sepenuhnya aman? Jangan-jangan ada risiko kesehatan yang mengintai? Melalui wawancara khusus bersama dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK dari RSPI Puri Indah, dikatakan bahwa kulit ayam goreng dideteksi mengandung kolesterol.
Jumlah kolesterol yang dihasilkan tidak bisa dianggap remeh apabila diolahnya dengan cara digoreng. Sebagai contoh, konsumsi kolesterol yang aman untuk orang dewasa sehat setiap harinya hanyalah 300 mg per hari dan orang dengan risiko penyakit tertentu dibatasi hanya 200 mg per hari. Sementara dalam 100 gram kulit ayam mengandung 132 mg kolesterol.
“Nah, jumlah kolesterol itu sudah pasti akan meningkat jika kulit ayam disantapnya dalam keadaan di goreng. Apalagi kalau menggorengnya dengan menggunakan minyak yang berulang atau minyak jelantah, wahh… sudah pasti akan meningkatkan kadar kalori dan lemak trans berlipat-lipat. Akibatnya kulit ayam yang gurih itu malah bisa memicu obesitas bahkan menjadi penyumbang radikal bebas dalam tubuh,” kata Dokter Raisa lagi.
Bila sudah demikian, maka bukan tak mungkin kulit ayam terutama yang digoreng akan berpengaruh pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Sebab seperti yang kita tahu, obesitas atau kelebihan berat badan pada wanita dapat mempengaruhi fungsi dan produksi hormon. Akibatnya, proses ovulasi akan terganggu yang ditandai dengan tidak teraturnya menstruasi. Di samping itu, obesitas pada wanita juga dapat meningkatkan risiko keguguran serta bayi lahir prematur.
Sementara pada pria, kelebihan berat badan akan membuat kualitas sperma menurun, bahkan membuat produksinya lebih sedikit dibanding dengan pria yang memiliki berat badan normal. Alhasil kemungkinan untuk membuahi sel telur otomatis menjadi lebih rendah.
Itu sebabnya, Dokter Raisa kembali menegaskan untuk membatasi asupan kulit ayam goreng maupun makanan lainnya yang mengandung lemak jenuh tinggi. Apabila sesekali tetap ingin menyantapnya, disarankan untuk menggoreng kuit ayam dengan minyak baru dan dengan jumlah terbatas.