Meski kaya nutrisi, namun nyatanya tidak semua anak bisa mengonsumsi susu sapi. Pasalnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat angka kejadian Alergi Susu Sapi terus meningkat. Sebanyak 2-7,5% kasus terjadi di awal kehidupan si kecil.
Gejalanya alergi umumnya bermanifestasi pada saluran pernapasan, kulit, serta saluran cerna. Gangguan di saluran cerna menjadi gejala alergi paling tinggi terjadi dengan persentase sebanyak 50-60% misalnya berupa konstipasi.
Berangkat dari situlah, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar dengan tema, “Gejala Alergi Saluran Cerna Vs Gangguan Saluran Fungsional: Cara Membedakannya“.
Dengan adanya kegiatan ini, orang tua diharapkan dapat lebih memahami dan mengenali gejala alergi pada si kecil agar mendapat penanganan yang tepat sehingga asupan nutrisi anak tetap terpenuhi dan tidak menghambat tumbuh kembangnya.
Alergi Saluran Cerna Vs Gangguan Saluran Cerna Fungsional
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi dr. Frieda Handayani Sp.A (K) menjelaskan bahwa saluran cerna pada anak masih rentan, karena organ tersebut belum berfungsi sempurna, karenanya saluran cerna si kecil seringkali mengalami gangguan seperti konstipasi.
“Gangguan saluran cerna pada anak juga dapat merupakan manifestasi alergi, seperti alergi susu sapi. Itu sebabnya tidak sedikit orang tua yang kesulitan membedakan dua hal tersebut. Padahal, keduanya jelas membutuhkan penanganan yang berbeda,” papar dr. Frieda.
Gangguan saluran cerna yang disebabkan alergi pada umumnya juga disertai dengan gejala alergi lainnya yang terjadi pada kulit ataupun saluran pernapasan.
Sedangkan gangguan saluran cerna dapat menyebabkan terganggunya asupan nutrisi pada anak sehingga bila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang si Kecil.
Karena itulah, agar tak terjadi dampak negatif jangka panjang, orang tua perlu melakukan tindakan promotif dan preventif sejak dini.
Seorang Mom Influencer, Binar Tika, yang juga memiliki anak dengan ASS membagikan kisah dan pengalamannya, “Anak saya sering mengalami reaksi seperti konstipasi. Saya menganggap reaksi tersebut hanya gangguan saluran cerna biasa dan normal terjadi mengingat sistem pencernaan pada anak belum optimal dan masih rentan. Namun, hal ini menjadi tidak wajar ketika reaksi terjadi secara berulang dengan jangka waktu yang cukup lama, dan gejala muncul setelah diberikan susu pertumbuhan berbahan protein sapi”.
Binar Tika berharap adanya alat yang dapat mendeteksi alergi saluran cerna, sehingga orangtua lebih waspada dan anak mendapat penanganan yang tepat.
Menjawab persoalan tersebut, Danone Specialized Nutrition Indonesia berinovasi dengan meluncurkan alat deteksi digital “Allergy-Tummy Checker” untuk membedakan gejala alergi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID) pada si Kecil.
“Kami berharap dengan alat ini, orang tua dapat mengetahui tata laksana yang diperlukan si kecil untuk menghindari kondisi pemicu alergi, termasuk pada pemilihan nutrisi untuk si Kecil yang tidak cocok mengonsumsi susu sapi,” ujar Gut and Allergy Care Manager Danone Indonesia Shiera Maulidya.
Allergy-Tummy Checker dapat diakses di www.bebeclub.co.id mulai tanggal 1 November 2021.