Dulu seseorang yang memiliki freckles atau bintik-bintik coklat di wajah kerap merasa minder. Maklum saja, wajah yang seharusnya terlihat mulus jadi penuh bercak cokelat.
Alhasil, banyak di antaranya yang mencoba beragam perawatan guna menghilangkannya, atau paling tidak memakai make up tebal untuk menyamarkannya.
Namun tahukah kini freckles justru menjadi tren yang banyak digemari kalangan muda. Pasalnya, bintik-bintik cokelat di wajah tadi justru dianggap menambah kecantikan dan membuat wajah terlihat lebih imut.
Perbedaan Freckles dan Melasma
Semenjak tren freckles muncul, banyak orang yang justru salah kaprah dan menganggap freckles sama dengan melasma atau flek hitam.
Padahal menurut dr Johan Kartayana, Sp.KK dari The Clinic Beautylosophy antara freckles dan melasma jelas berbeda.
“Freckles itu merupakan bercak yang berbentuk bintik kecokelatan dengan ukuran sekitar 1-2 mm dan biasa muncul di area hidung dan pipi. Freckles dapat timbul sejak usia anak-anak dan dapat semakin berkembang ketika menginjak usia remaja. Sementara bercak melasma berwarna coklat keabu-abuan dengan bentuk yang simetris dan dengan tepi yang tidak teratur, biasanya timbul di area dahi, hidung, pipi dan dagu,” jelasnya.
Lebih lanjut, dokter Johan mengatakan, walau bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan, namun kenyataannya melasma cenderung lebih sering menghinggapi kaum hawa yang berusia 20-40 tahun.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan melasma juga bisa datang lebih awal, seperti saat masa pubertas.
Adapun penyebab dari timbulnya freckles maupun melasma sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun paparan sinar matahari diduga sebagai faktor utama penyebabnya.
“Selain sinar matahari, penggunaan kontrasepsi hormonal dan faktor genetik juga dianggap berperan pada proses terjadinya melasma. Sedangkan pada freckles, faktor genetik juga dianggap sebagai penyebab utamanya,” papar dokter Johan.
Melasma lebih mungkin dialami orang Indonesia
Umumnya, freckles kerap muncul pada individu dengan rambut pirang atau merah yang banyak dimiliki oleh mereka yang memiliki garis keturunan dari Ras Kaukasia.
Di musim panas, bintik-bintik kecokelatan tersebut biasanya semakin jelas terlihat. Sebaliknya ketika musim dingin tiba, freckles tersebut terlihat sedikit tersamarkan.
Lain halnya dengan Ras Kauskasia, letak geografis Indonesia yang dilimpahi oleh sinar matahari sepanjang tahun justru memicu penduduknya mengalami melasma dibanding freckles.
Di samping itu, tipe kulit penduduk Indonesia yang cenderung sawo matang hingga gelap mempertinggi risiko terkena melasma dibandingkan dengan individu berkulit putih (orang-orang Ras Kauskasia).
Lebih lanjut dokter Johan menjelaskan cara untuk mengatasi kedua masalah tersebut.
“Apabila ada yang ingin menghilangkan freckles atau melasma, maka bisa dilakukan perawatan dengan menggunakan bleaching agent seperti hidroquinon, peeling hingga penggunaan Laser Nd-Yag. Tapi itu semua tentu bisa diberikan atas dasar rekomendasi dari dokter kulit dan perlu dilakukan kontrol rutin,” tuturnya.
Agar freckles atau melasma tersebut tidak bertambah buruk, dokter Johan menyarankan untuk selalu menggunakan krim tabir surya ketika akan beraktivitas di luar ruangan.
Krim tabir surya tersebut perlu digunakan kembali setelah 4-6 jam dari penggunaan yang pertama.
“Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, salah satu faktor terjadinya melasma adalah akibat pemakaian alat kontrasepsi. Karena itu jika ingin menghilangkan melasma, maka alat kontrasepsi hormonal yang digunakan dapat diganti dengan yang non hormonal seperti IUD/spiral. Tapi tentu harus dengan persetujuan dokter terlebih dahulu,” tutupnya.