check it now

Melahirkan di Masa Pandemi, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?

Pahami persiapan melahirkan saat pandemi agar Ayah dan Bunda tak mengalami kekhawatiran berlebih

Daftar Isi Artikel

Melahirkan di masa pandemi COVID-19? Kekhawatiran pasti jadi berlipat ganda. Apalagi suasana rumah sakit dan tim medis jadi jauh berbeda, protokol penanganan menjelang persalinan pun turut berubah.

Karena itu, penting untuk mengetahui apa saja hal yang harus dipersiapkan sebelum masa persalinan datang. Persiapan matang sangat diperlukan, apalagi dalam kondisi ‘tidak normal’ seperti sekarang ini.

Kehamilan adalah kondisi yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan, terlebih saat mendekati proses persalinan. Namun, dalam kondisi pandemi seperti saat ini diperlukan persiapan matang sebelum melakukan persalinan, baik secara normal maupun caesar.

Dokter Sandy Prasetyo, SpOG dari Rumah Sakit Brawijaya Antasari dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bina Medika, jakarta, Ia menjelaskan bahwa kehamilan bersifat sangat dinamis dan setiap perubahannya dapat terukur dengan jelas.

sumber:  Lillian Suwanrumpha/AFP—Getty Images

“Karena kehamilan merupakan sesuatu yang dapat terukur, maka kehamilan dapat dipersiapkan dengan sangat matang, mulai dari awal hingga akhir masa kehamilan atau mendekati persalinan,” ungkapnya.

4 Persiapan sebelum masa persalinan di masa pandemi

1. Persiapan Fisik

Persiapan fisik dapat dilakukan rutin dengan cara memeriksakan atau mengontrol kehamilan ke dokter, melakukan tensi darah, mengontrol berat badan, mendeteksi adanya keluhan fisik atau tidak, memperhatikan asupan nutrisi untuk ibu dan janin, serta senantiasa melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran.

Terlebih saat pandemi, persiapan fisik menjadi hal terpenting. Setiap calon ibu wajib menjaga kesehatan fisik dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau membawa hand sanitizer saat harus keluar rumah, menggunakan masker bila terpaksa keluar rumah, melakukan physical distancing, menghindari kontak dengan orang sakit, tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin yang sesuai.

2. Persiapan Mental

Persiapan mental dilakukan bukan hanya saat mendekati persalinan, tetapi sudah dilakukan sejak awal-awal kehamilan. Ibu harus lebih banyak membaca, berdiskusi dan bertanya pada dokter untuk mendapatkan informasi yang sesuai mengenai proses persalinan yang akan dihadapi.

3. Persiapan Finansial

Mengapa persiapan finansial perlu diperhatikan? Karenakelahiran bersifat dinamis dan dapat diukur, maka pasangan atau calon orangtua sudah bisa mengukur keuangan sesuai kebutuhan untuk biaya bersalin, membeli barang-barang untuk si kecil, dan lain sebagainya.

4. Mempersiapkan Bala Bantuan

Bala bantuan yang dimaksud adalah orang-orang yang dapat dimintai pertolongan jika sewaktu-waktu ibu harus melahirkan. Ibu bisa mulai memberikan informasi kepada orang-orang terdekat, baik keluarga atau tetangga tentang rencana melahirkan di rumah sakit mana, sehingga saat tiba-tiba kontraksi terjadi, mereka bisa langsung paham dan membawa ke tempat yang sesuai. Meski terdengar sepele, namun hal tersebut sangat diperlukan untuk keselamatan ibu dan janin.

5. Prosedur Persalinan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua ibu hamil, termasuk yang terinfeksi Covid-19 tetap memiliki hak untuk mendapatkan perawatan dengan kualitas yang baik.

Dokter Sandy menjelaskan bahwa dalam kondisi pandemi calon ibu harus bisa beradaptasi di segala aspek, termasuk proses persalinan. Sebab akan banyak persiapan yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

“Biasanya sebelum menjelang persalinan ibu akan diminta untuk melakukan Rapid Test dan Swab PCR Test. Dua metode tersebut dimaksudkan untuk menunjang diagnosis dari suatu penyakit. Rapid Test digunakan untuk screening yang sifatnya umum. Meski hasil Rapid Test lebih cepat, namun spesifisitas dan sensitifitasnya tidak seakurat Swab PCR Test. Semua itu dilakukan demi keselamatan ibu dan janin,” jelasnya.

Bagaimana jika ibu hamil yang akan melakukan persalinan ternyata positif Covid-19? Ibu hamil yang positif Covid-19 tetap bisa memilih metode melahirkan yang akan dijalani, namun akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 agar tidak membahayakan orang-orang disekitarnya. Meski demikian, jika ibu hamil yang positif Covid-19 sudah mendekati proses persalinan, lebih disarankan untuk melahirkan secara caesar.

6. Perawatan Bagi Bayi

Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 dapat menularkan penyakit pada bayi yang baru dilahirkan. Namun, pencegahan tetap perlu dilakukan mengingat virus ini dapat menular melalui droplet.

Karena itu, untuk ibu yang dinyatakan positif Covid-19 akan segera ditempatkan di ruangan yang berbeda dengan bayi. Apabila ibu dinyatakan positif Covid-19, maka biasanya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidak dilakukan. Jika tetap ingin dilakukan, ibu harus yakin bahwa tidak akan menularkan virus tersebut kepada sang bayi dan harus memastikan bahwa bayi tidak akan terpapar droplet.

“Meski tidak melakukan IMD, namun ibu tetap wajib memberikan ASI kepada bayi. Pemberian ASI dapat dilakukan dengan cara memompa atau pumping ASI yang kemudian diberikan kepada bayi. Sebab, meski ibu dinyatakan positif Covid-19, namun kandungan ASI sama sekali tidak berpengaruh dan justru ASI tersebutlah yang dapat memperkuat sistem imun bayi,” tutup dokter Sandy.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates