Makanan fermentasi untuk anak kini makin sering menjadi perbincangan karena dianggap baik untuk pencernaan si kecil. Mulai dari tempe lokal hingga yoghurt kekinian yang mudah ditemukan. Jenis makanan tersebut mengandung probiotik alami yang membantu menyeimbangkan mikrobiota usus. Namun, pemberiannya tentu tidak bisa sembarangan. Orang tua perlu memahami manfaat, jenis yang aman, serta cara mengenalkannya sesuai usia anak agar hasilnya optimal.
Baca Juga : Bebelac NutriGreat+: Inovasi Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Optimal
Sekilas Tentang Makanan Fermentasi
Makanan fermentasi adalah makanan yang diproses dengan bantuan bakteri baik, sehingga menghasilkan probiotik alami. Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Ferdy Limawal, Sp.A, makanan fermentasi bisa memberi banyak manfaat jika diberikan dengan cara yang tepat.
“Makanan fermentasi merupakan sumber probiotik alami karena mengandung bakteri baik, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, yang berperan dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus,” jelas dr. Ferdy.
Manfaat dan Jenis Makanan Fermentasi untuk Anak
Tidak hanya menyehatkan usus, makanan fermentasi juga punya beberapa manfaat tambahan untuk si kecil. dr. Ferdy menjelaskan bahwa efeknya bisa sedikit berbeda pada tiap anak, tetapi umumnya memberikan dukungan positif bagi tubuh.
Beberapa manfaatnya antara lain membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, mendukung daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan dan mengurangi risiko alergi tertentu.
Dengan catatan, pemberiannya tetap harus disesuaikan dengan usia dan kondisi anak.
Ada beberapa pilihan makanan fermentasi yang bisa mulai diperkenalkan, terutama yang mudah ditemukan di rumah, aantara lain:
- Yoghurt plain tanpa gula tambahan
- Kefir yang kaya probiotik
- Tempe yang tinggi protein
- Miso dalam porsi kecil untuk campuran sup
- Kimchi atau sauerkraut yang tidak terlalu pedas atau asin
Tips Memberikan Makanan Fermentasi untuk Anak
Dokter Ferdy juga menegaskan bahwa pemberian makanan fermentasi harus bertahap, sedikit demi sedikit, dan sesuai usia.
Pada usia 6–12 bulan, bayi sudah boleh mulai mencoba yoghurt plain full-fat dalam jumlah kecil, sekitar 1–2 sendok makan. Setelah usia satu tahun, pilihan seperti yoghurt, kefir, tempe, atau sup yang diberi sedikit miso bisa mulai dikenalkan sebagai variasi. Porsinya pun tidak perlu banyak yakni setengah cangkir yoghurt atau dua sampai tiga potong tempe sudah cukup.
Orang tua juga perlu menghindari makanan fermentasi yang terlalu manis, asin, atau pedas. Jika anak menunjukkan reaksi seperti diare, kembung, atau tanda alergi setelah mengonsumsinya, pemberian harus segera dihentikan.
“Intinya, makanan fermentasi baik untuk kesehatan usus anak, tapi pemberiannya harus bertahap, wajar dan sesuai usia,” tutup dr. Ferdy.