Pandemi COVID-19 yang melanda dunia membuat kita terpaksa harus di rumah dan membatasi diri dari kerumunan. Hal tersebut otomatis membuat interaksi sosial secara langsung dengan teman dan kerabat pun terpangkas.
Hari-hari dihabiskan di rumah membuat banyak orang stres dan dilanda kebosanan. Psikolog Klinis, Belinda Agustya, M.Psi., menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangkis rasa bosan dan mengurangi stres. Diantaranya:
- Ubah pola pikir.
Menurut Belinda dibanding berpikir bahwa kita terjebak di rumah akan lebih baik jika kita meyakini bahwa di rumah akan lebih aman. “Karena ituluangkan waktu untuk diri sendiri dengan hal-hal yang kita suka seperti mendengarkan musik, berolahraga, atau menonton serial TV favorit,” ujarnya.
- Jadikan rasa syukur senantiasa terucap setiap hari.
Psikolog dari Rainbow Castel ini mengatakan bahwa dengan membuat jurnal yang memuat apa saja yang kita syukuri setiap hari akan memunculkan rasa bahagia sehingga pikiran jadi lebih positif dan damai.
- Olahraga dan makan makanan bergizi
Berolahraga adalah salah satu cara yang disarankan untuk mengurangi stres dan rasa cemas karena tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang membantu mengurangi stres dan mengangkat suasana hati setelah berolahraga.
“Dalam periode isolasi ini, kita dapat melakukan aktivitas sederhana untuk menjaga tubuh kita seperti naik-turun tangga atau berjalan. Selain itu, pola makan sehat juga dapat menjaga kesehatan mental. Ini terlihat sangat sederhana, tetapi memiliki dampak besar pada kebahagiaan,” sambung Belinda.
- Tetap terhubung dengan dunia sosial.
Belinda menyarankan cara agar tetap tenang dengan mendorong masyarakat Indonesia menggunakan teknologi untuk tetap terhubung dengan orang tersayang dalam memerangi kekhawatiran tentang pandemi serta perasaan terasing yang dihasilkan dari physical distancing.
Terkait hal tersebut, aplikasi sosial media Snpachat merilis serangkaian serangkaian stiker Bitmoji bertema kesehatan dengan frasa seperti, “Wash your hands”, “Stay home if you’re feeling sick” dan “Don’t touch your face”, sebagai metode yang menyenangkan dalam mengingatkan Snapchatters untuk mempraktikkan kebersihan selama masa pandemi ini.
“Snapchat berbeda dari media tradisional. Alih-alih memiliki konten terbuka di mana konten yang tidak disukai dapat menjadi viral, kami bekerja keras untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi pengguna kami dan memastikan Snapchatters memiliki akses ke informasi yang kredibel dan berdasarkan fakta. Konten pada platform Discover dikuratori dan dimoderasi, dan kami bekerja sama hanya dengan sejumlah mitra terpilih, termasuk beberapa organisasi berita paling tepercaya di seluruh dunia, untuk mengembangkan konten berbasis fakta bagi pengguna kami,” kata Nana Murugesan, Managing Director, International Markets, Snap Inc.