Tak hanya memberatkan dari segi finansial, melahirkan banyak anak ternyata juga sangat berisiko bagi kesehatan.
Dulu pepatah banyak anak banyak rezeki memang sangat popular. Tapi seiring dengan berkembangnya zaman, kebenaran dari pepatah tersebut mulai dipertanyakan. Maklum, biaya untuk merawat dan menyekolahkan anak dari waktu ke waktu semakin meningkat. Alhasil dengan semakin banyaknya anak, maka kesejahteraan hidup justru bisa semakin menurun.
Meski demikian bukan berarti motivasi memiliki banyak anak kini telah lenyap sepenuhnya lho. Sebab ada saja alasan mengapa orangtua merasa perlu untuk memiliki anak lebih dari 2 seperti yang dianjurkan pemerintah dalam program Keluarga Berencana (KB). Diantaranya adalah agar rumah bisa selalu ramai, atau karena buah hati yang dilahirkan jenis kelaminnya belum sesuai dengan keinginan. Selain itu bisa juga karena sering kebobolan akibat enggan mengikuti program KB.
Terlepas dari apa pun alasannya, melahirkan banyak anak memang tidak dilarang selama orangtua merasa mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan dan pendidikan buah hatinya. Namun dari segi kesehatan tetap harus diwaspadai. Sebab melahirkan terlalu banyak anak hingga lebih dari enam kali, ternyata mengandung sejumlah risiko, dari pendarahan sampai sulitnya persalinan.
Julita D L Nainggolan, SpOG dari Rumah Sakit Siloam Lippo Karawaci mengamini hal tersebut. Menurutnya, melahirkan terlalu banyak anak hingga lebih dari enam kali memang terbilang sangat berisiko. Sebab ketika proses persalinan terjadi, otot rahim harus mampu berkontraksi. Sayangnya apabila persalinan telah dilakukan lebih dari 5 kali, maka kontraksi otot rahim akan semakin melemah sehingga risiko pendarahan pun cenderung meningkat.
Selain perdarahan, ada pula risiko lain yang tak kalah berbahayanya yang disebut dengan istilah plasenta previa. Kondisi ini terjadi ketika plasenta yang seharusnya berada di atas tetapi justru menetap di bawah menutupi jalan lahir. Lalu pertanyannya, apa kaitan antara frekuensi melahirkan yang terlalu sering dengan plasenta previa ini?
“Harap diketahui, plasenta selalu mencari lokasi di rahim yang bisa memberikan suplai pembuluh darah yang baik. Tapi karena sering melahirkan dan sudah banyak lokasi yang ditempeli sebelumnya, akhirnya plasenta memilih berada di bawah dan ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan pendarahan hebat, baik sebelum atau saat persalinan,” jelas dokter Julita.
Celakanya masalah tidak berhenti sampai disitu. Sebab ternyata plasenta juga bisa menempel terlalu dalam ke dinding rahim bahkan bisa menembusnya. Kondisi ini terbilang sangat mengkhawatirkan, karena sekali lagi sang ibu berisiko tinggi mengalami perdarahan hebat yang dapat merenggut nyawa. Itu sebabnya, bila plasenta tidak mungkin dikeluarkan dari rahim, maka dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim atau histerektomi.
“Dari sekian banyak masalah tersebut, risiko lain yang mungkin muncul akibat melahirkan banyak anak biasanya terkait dengan faktor usia. Sebab seperti yang kita ketahui, jika melahirkan anak lebih dari enam kali, maka usia sang ibu tentunya bertambah hingga mencapai usia di mana melahirkan dianggap kurang ideal karena tenaganya sudah jauh berkurang. Kalau sudah demikian, proses persalinannya pun akan berlangsung lebih sulit,” tutup dokter Julita.