check it now

Indonesia Peringkat 4 Dunia Pornografi Anak, Orang Tua Harus Waspada!

Kasus peredaran konten pornografi anak di Indonesia kian mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan Indonesia berada di posisi keempat dunia. Situasi ini jadi peringatan keras bagi orang tua untuk lebih waspada dan proaktif melindungi anak dari ancaman eksploitasii seksual di dunia digital.

Daftar Isi Artikel

Peredaran konten pornografi anak di Indonesia telah mencapai titik darurat. Menurut laporan National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) yang dirilis melalui Tempo (2024) mencatat bahwa Indonesia menempati peringkat keempat dunia dalam hal penyebaran konten pornografi anak.

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, setidaknya 5 juta konten bermuatan pornografi anak beredar di dunia maya Indonesia. Ini bukan sekedar statistik mengerikan, melainkan ancaman nyata terhadap anak-anak Indonesia yang semakin rentan menjadi korban eksploitasi, terutama di dunia digital.

Ironisnya, kasus seperti ini terus bermunculan dengan modus yang semakin beragam dan sulit ditebak. Tak hanya anak perempuan, kini anak laki-laki pun memiliki risiko yang sama besarnya.

Baca Juga : 7 Cara Ajarkan Body Safey Sejak Dini Agar Anak Terhindar dari Predator Seksual

Dalam kondisi ini, peran orang tua sangat krusial untuk memberikan perlindungan sedini mungkin. Pasalnya, para predator anak di luar sana terus mengembangkan berbagai cara untuk memanipulasi dan menjerat korban.

Jangan tunggu si Kecil jadi korban selanjutnya! Yuk lakukan hal berikut untuk melindungi mereka dari kejahatan sekual yang semakin luas dan tak terkendali.

Peran Orang Tua dalam Mencegah Anak Terpapar Pornografi dan Eksploitasi Seksual Online

  1. Mengawasi aktivitas digital anak secara aktif termasuk aplikasi yang diunduh, media sosial yang sering digunakan dan situs yang kerap diakses.
  2. Membangun komunikasi terbuka dan penuh rasa percaya. Pastikan Ayah dan Bunda menjadi tempat berbagi cerita yang nyaman untuk si Kecil. Dengan begitu, mereka tidak akan ragu atau takut menyampaikan hal-hal yang dirasakan atau membuatnya bingung.
  3. Memberikan edukasi tentang batasan tubuh dan privasi digital. Beri tahu bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh dengan bahasa yang lugas agar anak mengerti.
  4. Terapkan aturan screen time. Atur penggunaan gadget sesuai usia si Kecil. Bila perlu, Ayah dan Bunda bisa gunakan fitur parental control.
  5. Berikan contoh nyata dalam penggunaan teknologi yang sehat. Sejatinya, anak adalah peniru ulung. Itu sebabnya Ayah dan Bunda perlu menunjukkan perilaku bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi digital.
  6. Mengenali tanda-tanda anak dalam tekanan. Saat menjadi korban, umumnya anak akan mengalami perubahan emosi dan perilaku. Jangan sampai lengah! Ayah dan Bunda harus peka dengan semua tanda tersebut.
  7. Melaporkan ke pihak yang berwajib jika menemukan indikasi eksploitasi. Jika Ayah dan Bunda menemukan konten mencurigakan segera report dan laporakan ke pihak berwajib.

Dalam situasi yang begitu kompleks, orang tua menjadi garda terdepan dalam melindungi anak dari ancaman pornografi digital. Pengawasan terhadap aktivitas online anak bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Waspada bukan berarti paranoid, tapi merupakan langkah bijak agar anak-anak bisa tumbuh dengan aman dan sehat secara fisik maupun mental.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates