Pandemi Covid-19 belum berakhir. Jumlah kasus anak dan bayi yang positif Covid-19 pun terus melonjak. Itu sebabnya orang tua diharapkan dapat memberikan perawatan yang tepat saat anak diputuskan untuk melakukan isoman/isolasi mandiri di rumah.
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. I.R. Laurentz, SpA, Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Tangerang memberikan tips untuk para orang tua saat buah hati positif Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri.
1. Tentukan zona isolasi
Pastikan buah hati tetap di rumah. Tentukan zona isolasi dengan ventilasi udara yang baik.
2. Tetap gunakan masker dan menjaga jarak
Baik anak maupun orang tua, keduanya tetap wajib menggunakan masker dan menjaga jarak. Gunakan masker dengan panduan berikut:
- Pastikan masker terpasang dengan baik
- Tidak perlu gunakan masker saat tidur
- Pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan
- Berikan “istirahat masker” jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak minimal 2 meter dari pengasuh
3. Rajin mencuci tangan
Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir baik setelah maupun sebelum melakukan kontak dengan anak. Begitu pun dengan anak, selalu biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah menyentuh atau melakukan aktivitas apapun.
4. Terapkan etika batuk dan bersin
Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan/penyebaran virus Covid-19 melalui droplet.
5. Jangan menggunakan alat makan bersama
Sebisa mungkin pisahkan alat makan anak dengan anggota keluarga lainnya selama melakukan isolasi mandiri ya.
6. Atur penggunaan kamar mandi
Bila di rumah hanya terdapat satu kamar mandi, aturlah penggunaannya antara anak dan anggota keluarga lainnya. Selain itu, pakaian kotor anak harus dicuci secara terpisah.
7. Penuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin anak
Pastikan asupan nutrisi anak tercukupi. Mulai dari makronutrien dan mikronutrien. Untuk anak yang masih berusia di bawah 2 tahun, pastikan tetap berikan ASI untuk memperkuat sistem imunitasnya.
8. Periksa kesehatan anak secara berkala
Ada beberapa kegiatan pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
- Minum obat yang diberikan dokter secara rutin
- Periksa frekuensi nadi
- Periksa suhu tubuh pada pagi dan sore hari
- Periksa saturasi oksigen (>95%)
- Awasi laju pernapasan dengan panduan < 2 bulan : < 60 x/menit, 2-11 bulan : < 50 x/menit, 1-5 tahun : < 40 x/menit, dan 5 tahun : < 30 x/menit
Lalu kapan orang tua perlu khawatir dan membawa anak ke rumah sakit?
Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Laurentz menerangkan ada beberapa kondisi yang mengharuskan orang tua membawa anak ke rumah sakit seperti anak banyak tidur, napas cepat (di atas normal menurut umur), ada cekungan di dada, hidung kembang kempis, saturasi oksigen kurang dari 95%, mata merah, ruam, leher bengkak, demam lebih dari 7 hari, kejang, tidak bisa makan dan minum, mata cekung, jarang buang air kecil, dan terjadi penurunan kesadaran.