check it now

Demam Tanpa Sebab Saat Kemarau Basah? Ini Biang Keroknya!

Jangan-jangan kena Covid-19! 😱

Daftar Isi Artikel

Tak hanya menyerang si kecil, Ayah dan Bunda juga biasanya lebih mudah terserang demam saat memasuki musim kemarau basah. Nggak hujan-hujanan kok, masa bisa sakit sih?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa Indonesia mengalami fenomena kemarau basah hingga akhir Agustus 2025. Hal ini ditandai dengan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi meski periode musim sudah memasuki kemarau.

Fenomena kemarau basah menyebabkan kita berada di kondisi labil. Dalam kondisi kemarau yang terik, cuaca bisa tiba-tiba berubah menjadi mendung dan hujan lebat.

Sementara demam ialah kondisi di mana tubuh mengalami peningkatan suhu di atas normal, yakni 38-40°C. Kondisi ini biasanya disertai dengan munculnya sakit kepala, nyeri otot, lemas, keringat dingin, hidung tersumbat, hingga batuk.

Ayah dan Bunda perlu tahu, tak selamanya demam datang karena hujan-hujanan. Lebih dari itu, demam biasanya dipicu oleh beragam persoalan.

Baca Juga: Bumil Wajib Tahu! Ini Risiko Self-Diagnosis Saat Hamil yang Sering Diabaikan

4 Penyebab Demam di Musim Kemarau Basah

Bukan soal hujannya, tapi berikut beberapa kondisi yang menjadi biang kerok mengapa demam tak kunjung sembuh. Apa saja, sih?

1. Perubahan Cuaca Ekstrem Jadi Masalah Utama

Cuaca yang labil menyebabkan perbedaan tekanan dan suhu udara yang terus berubah dalam rentang waktu yang singkat. Perbedaan suhu yang ekstrem ini menuntut tubuh untuk beradaptasi. Proses adaptasi yang terus-menerus ini tentu memengaruhi sistem imun tubuh.

Kemarau basah juga dapat meningkatkan stabilitas virus di udara maupun di permukaan. Tingkat kelembapan yang tinggi dapat memperpanjang usia virus dan memperbesar kemungkinan infeksi.

Udara lembap di musim kemarau basah sangat berdampak pada penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui droplet/partikel udara. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan penyakit komorbid.

2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Kemarau basah mengindikasikan perubahan cuaca yang tidak menentu. Suhu yang fluktuatif dan disertai kelembapan yang tinggi, dapat menyebabkan virus/bakteri lebih mudah berkembang dan menyerang pernapasan.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) biasanya ditandai dengan radang tenggorokan, demam, pilek, hingga batuk. Meski tidak berbahaya, ISPA bisa sangat mengganggu kenyamanan dan menyebabkan si kecil rewel.

Pastikan untuk tetap mencukupi kebutuhan nutrisi dan mineral setiap hari. Segera hubungi dokter jika kondisinya tak kunjung membaik.

3. Demam yang Naik-Turun Bisa Jadi Gejala DBD

Lingkungan yang lembap juga menjadi kondisi yang ideal untuk nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Nyamuk ini membawa virus Demam Berdarah (DBD). Kondisi ini ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, ruam, dan kemungkinan perdarahan.

Maka dari itu, penting untuk Ayah/Bunda memastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

4. Hati-Hati, Demam Juga Jadi Tanda Kena Covid-19!

Akhir-akhir ini, pemerintah kerap mengumumkan mulai melonjaknya kembali kasus Covid-19 di Indonesia. Gejala umum dari infeksi virus satu ini ialah munculnya demam, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, juga hilangnya indra penciuman & pengecapan.

Munculnya virus corona ini juga disebabkan oleh kelembapan iklim yang dipengaruhi oleh kemarau basah. Cuaca dingin mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan mudahnya virus dan bakteri untuk masuk.

Meski tak lagi membahayakan, namun protokol social distancing dan menjaga kebersihan diri harus tetap dilakukan. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, juga menutup area mulut saat batuk/bersin saat berada di area publik.

Tips Jaga Kesehatan Tubuh di Musim Kemarau Basah

Kemarau basah masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Maka dari itu, Bunda harus lakukan tips berikut untuk menjaga keluarga tetap sehat dan bahagia di segala cuaca!

  • Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau sesuai kebutuhanmu.
  • Tidur yang cukup, yaitu sekitar 7-9 jam per hari untuk orang dewasa.
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayuran untuk mencukupi kebutuhan serat, vitamin, dan mineral.
  • Cuci tangan pakai sabun, terutama di lima waktu penting. Yaitu saat mandi, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, sebelum memasak, dan setelah menyentuh binatang peliharaan serta kotorannya.

Temukan berbagai informasi menarik mengenai Parenting dan Tumbuh-Kembang si Kecil, hanya di @majalah_sbh ya!

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates