Kegiatan menyikat gigi memang perlu digaungkan sejak dini. Anak-anak perlu diajarkan cara yang benar menyikat gigi. Maklum saja dengan rajin disikat – minimal 2 kali sehari, kesehatan gigi pun dapat bertahan sehingga senyum indah si kecil bisa terjaga.
Tapi meski sekilas terlihat mudah tetapi menyikat gigi juga ada aturannya lho, terutama soal kadar atau jumlah pasta gigi yang digunakan dan cara pakainya itu sendiri.
Menurut drg. Linus Boekitwetan, pasta gigi untuk anak – khususnya yang sudah berusia 2 tahun ke atas selain diberi tambahan rasa buah dan pemanis, juga mulai diberi tambahan fluoride.
“Perlu diketahui, fluoride itu sendiri sebenarnya memang termasuk mineral yang sangat dibutuhkan untuk melindungi gigi agar tidak mudah berlubang dan tidak mudah goyang. Itu sebabnya, penggunaan pasta gigi anak berfluoride sangat disarankan bagi anak yang sudah mengerti konsep meludah dengan baik, yaitu anak yang biasanya sudah berusia 2 tahun ke atas,” jelasnya.
Lalu bila fungsi fluoride melindungi gigi, mengapa penggunaannya disarankan hanya untuk anak usia 2 tahun ke atas? Bukankah anak usia 1 tahun juga sudah memiliki banyak gigi yang harus dilindungi?
Menjawab hal tersebut, drg. Linus menjelaskan bahwa anak usia 1 tahun umumnya belum bisa meludah dengan baik sehingga memiliki kecenderungan untuk menelan pasta giginya. Terlebih pasta gigi khusus anak dipastikan memiliki rasa yang manis sehingga si kecil akan selalu tergoda untuk menelannya.
“Nah, hal inilah yang harus dihindari. Sebab dalam jumlah yang cukup, fluoride memang akan memberikan dampak positif. Tapi jika terlalu banyak masuk ke mulut atau tertelan, bisa memberi efek buruk. Diantaranya menimbulkan fluorosis yaitu timbulnya bercak putih kecoklatan pada permukaan gigi. Selain itu, anak juga bisa diare karena saluran pencernaannya teriritasi fluoride,” tuturnya.
Sementara soal rasa dan pemanis yang ada pada pasta gigi anak, drg. Linus menanggapi bahwa hal tersebut dipastikan masih dalam batas aman karena sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga dijamin tidak akan membahayakan.
“Justru yang harus diawasi itu kebiasaan anak menelan pasta giginya. Karena meskipun pasta gigi anak kandungan fluoride-nya rendah, tapi jika sering ditelan ya tetap bisa menimbulkan risiko seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Karenanya saya sangat menyarankan agar pasta gigi anak yang mengandung fluoride sebaiknya digunakan jika si kecil benar-benar sudah mengerti konsep meludah dengan baik,” tutupnya.