Berhubungan intim di masa subur memang umumnya dapat meningkatkan peluang seorang wanita untuk mendapatkan kehamilan. Sebab pada masa itu, sel telur telah lepas dari ovarium dan menunggu di rahim untuk siap dibuahi oleh sperma.
Selain cara tersebut, guna meningkatkan peluang mendapat momongan, obat penyubur kandungan juga kerap menjadi pilihan. Secara umum, obat penyubur kandungan itu sendiri berfungsi untuk merangsang tubuh mengeluarkan hormon yang mengatur terjadinya ovulasi. Dengan menggunakan obat penyubur kandungan, maka indung telur akan menghasilkan beberapa sel telur guna memperbesar kesempatan seseorang untuk hamil.
Dalam beberapa kasus, mengonsumsi obat penyubur kandungan memang tepat alias cukup ampuh. Meski demikian patut di ingat jika kondisi kesehatan organ reproduksi setiap wanita berbeda. Karenanya lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat penyubur kandungan.
“Sebab yang namanya obat pasti ada saja efek sampingnya. Mulai dari yang ringan seperti mual, sakit kepala, kenainakan berat badan, tumbuhnya jerawat, bahkan mungkin juga terjadi pendarahan dalam kasus yang lebih gawat. Itu sebabnya, jangan asal mengonsumsi obat penyubur kandungan. Lebih baik konsultasikan dengan dokter kandungan dan turuti dosis yang diberikan,” ujar Dr. Wardjo Syamsuri SpOG.
Seperti Apa Cara Kerja Inseminasi Buatan?
Inseminasi buatan dan bayi tabung terkenal sebagai dua metode yang cukup sering digunakan sebagai jalan keluar untuk pasangan suami-isteri yang sulit mendapat momongan. Kedua metode ini juga seringkali disebut secara bersamaan sehingga banyak yang mengira jika keduanya sama.
Padahal inseminasi buatan dan bayi tabung sangat jauh berbeda. Secara singkat dapat dikatakan bahwa prosedur bayi tabung jauh lebih kompleks. Sementara inseminasi buatan cenderung lebih ringkas.
Pada proses inseminasi buatan, pembuahan tetap terjadi di dalam rahim, hanya saja diawali dengan lebih dulu menyiapkan sperma yang sehat sehingga bisa membuahi sel telur. Dalam hal ini sperma yang sehat artinya yang aktif bergerak dan memiliki bagian yang lengkap seperti kepala dan ekor.
Adapun tujuan dari inseminasi buatan itu sendiri adalah untuk memperpendek jalannya sperma menuju rahim dengan bantuan kateter. Awalnya dokter yang menangani akan menyiapkan sperma yang sehat untuk kemudian dimasukkan langsung ke dalam rahim pada saat pelepasan sel telur atau ovulasi. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi pembuahan dan kehamilan.
“Inseminasi buatan itu sendiri biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan bayi tabung. Prosedurnya pada umumnya juga sangat singkat dan hanya berlangsung dalam hitungan menit. Setelah tindakan dilakukan, pasien biasanya dapat langsung pulang,” jelas Dr. Wardjo Syamsuri SpOG.
Ketika ditanya mengenai tingkat keberhasilannya, dokter Wardjo mengatakan bahwa dibandingkan dengan bayi tabung, inseminasi buatan cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah. Alasannya pada bayi tabung pembuahan sudah dilakukan di laboratorium, sehingga dengan kata lain pasien tinggal menunggu apakah embrio tersebut berkembang atau tidak di dalam rahim. Sementara pada inseminasi buatan, pembuahan diharapkan tetap terjadi di dalam rahim, karena yang dilakukan dalam inseminasi buatan hanyalah mengantar sperma yang sehat ke dalam rahim.
Meski demikian, tingkat keberhasilan inseminasi buatan dapat meningkat jika dilakukan tanpa putus lebih dari 3 kali. Sebagai contoh, jika inseminasi buatan pertama hanya berpeluang 15-20%, maka bila dilakukan setiap bulannya tanpa putus hingga 4 kali akan memperbesar peluang keberhasilannya menjadi 45%. Akan tetapi patut juga diingat, sama halnya seperti bayi tabung, selain dipengaruhi penyebab ketidaksuburan, tingkat keberhasilan inseminasi buatan juga bergantung pada usia pasien.