Setiap orangtua tentu mengharapkan buah hatinya tumbuh menjadi anak yang baik, jujur, mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Namun, harapan tersebut tentunya tak akan bisa terwujud apabila tidak disertai dengan usaha. Karena itu penting sekali untuk menanamkan sifat tersebut pada anak sejak dini agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Menurut Titi P. Natalia, M.Psi, tanggung jawab adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang patut dan efektif.
“Agar benih tanggung jawab dapat tumbuh dalam diri seorang anak, maka perlu latihan yang dilakukan berulang-ulang sampai terbentuk dan menjadi sebuah kebiasaan.” ujarnya.
Sifat tanggung jawab pada anak tidak bisa muncul secara instan. Karena itu, kesabaran orangtua menjadi kunci utama untuk melatih sifat tersebut. Sifat tanggung jawab baru akan terbentuk apabila dilatih secara terus menerus dan konsisten melalui berbagai aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
Selain itu, melalui sifat orangtua, anak bisa belajar bagaimana caranya bertanggung jawab. Karenanya, setiap orangtua harus memberikan tindakan nyata kepada anak agar ia dapat meniru apa yang dilakukan orangtuanya.
Melatih dan membiasakan sifat tanggung jawab sesuai usia dan perkembangan motoriknya
Dalam melatih tanggung jawab anak, Titi menyarankan untuk menggunakan cara yang menyenangkan agar si kecil tidak merasa terpaksa apalagi terbebani. Orangtua dapat menggunakan cara yang dapat menumbuhkan perasaan mampu atau kompeten pada diri anak sehingga ia akan merasa berharga karena bisa melakukan sesuatu yang dihargai orang lain, terlebih orangtuanya.
Selain itu, orangtua juga harus menyediakan sarana yang dibutuhkan saat mengajari si kecil tentang sifat tanggung jawab. Misalnya ketika melatih tanggung jawab si kecil untuk membereskan mainan usai bermain, maka orangtua harus menyediakan rak atau kotak khusus untuk meletakkan mainan tersebut.
Tak lupa, Titi juga menyarankan untuk melatih tanggung jawab anak sesuai dengan usia dan perkembangan motoriknya. Sebagai contoh, pada usia 3-5 tahun dapat diajarkan tanggung jawab yang sederhana seperti memilih pakaian yang ingin digunakannya, sembari menjelaskan pakaian mana yang tepat digunakan saat bermain, tidur, dan sebagainya.
Sementara untuk usia 5-7 tahun dapat diajarkan tanggung jawab yang lebih seperti mencuci tangan sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur, hingga merapihkan tempat tidurnya sendiri.
Pada usia 7 tahun ke atas, orangtua bisa memberikan anak tanggung jawab untuk mengatur waktunya sendiri seperti waktu tidur, makan, bermain, dan belajar. Bahkan, orangtua bisa mulai memberikan tanggung jawab dalam pembagian tugas sederhana di keluarga misalnya menyapu, mencuci piring yang digunakannya sendiri, dan lain sebagainya yang tidak memberatkan bagi anak.
Terapkan reward and punishment yang dapat diterima anak
Untuk mengajarkan sifat tanggung jawab, Titi mengatakan perlu ada hukuman dan penghargaan yang diberikan kepada anak.
Hukuman diberikan ketika anak tidak melaksanakan tanggung jawabnya. Meski demikian, hukuman yang diberikan jangan sampai bersifat fisik karena hal tersebut justru akan berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya. Begitu pun dengan penghargaan.
Pemberian hukuman dan penghargaan jangan sampai dilakukan secara terus menerus. Sebab apabila dilakukan hampir setiap hari, bukan tidak mungkin sifat tanggung jawab yang dilakukannya hanya karena ketergantungan dari hukuman atau penghargaan yang diberikan.