Banyak yang mengira bahwa anak kecil tidak mungkin terserang sakit mag. Padahal, penyakit mag dapat menyerang siapa saja, bahkan anak-anak sekalipun. Karena itulah orangtua perlu mengetahui apa penyebab penyakit mag pada anak dan bagaimana cara mengatasinya.
Mag tidak hanya bisa diderita orang dewasa yang memiliki kebiasaan/pola makan tidak teratur, namun penyakit lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori ini juga bisa menjangkiti si kecil.
Menurut dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC sakit mag ditandai dengan rasa nyeri di ulu hati yang disertai rasa mual dan muntah. Sakit mag memang umumnya diderita oleh seseorang yang memiliki riwayat pola makan tidak teratur.
Dalam istilah medis, sakit mag disebut gastritis (peradangan lambung) atau tukak lambung (adanya luka di lambung). “Apabila nyeri perut yang dikeluhkan anak memang disebabkan sakit mag atau gastritis, ada kemungkinan anak tertular bakteri Helicobacter pylori melalui makanan atau minuman, efek samping obat (penurun panas, anti nyeri, steroid, antibiotik, dll), tertelan zat korosif/kaustik (asam kuat, minyak vernis, dan lain-lain), stres psikis atau trauma perut.” ungkap dr. Wiyarni.
Lebih lanjut dr. Wiyarni mengatakan bahwa tidak ada gejala khas untuk memastikan seseorang mengalami gastritis. Karena pada umumnya keluhan yang dirasakan berupa nyeri perut biasa, berulang hingga akut.
“Bila si kecil mengalami gejala tersebut dan dibawa ke dokter, maka dokter akan menganjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan meliputi tes tinja, tes darah rutin, pemeriksaan serologi anti bodi Helicobacter pylory dalam darah, air liur atau urin, Urea Breathing Test (UBT), hingga pemeriksaan endoskopi dan biopsy.” lanjutnya.
Antara penyakit mag dan picky eater
Banyak yang berpendapat bahwa penyakit mag memiliki hubungan dengan picky eater. Menanggapi hal tersebut, dr. Wiyarni menerangkan bahwa hal tersebut sama sekali tidak ada hubungannya.
Istilah picky eater seharusnya digunakan untuk menyebut anak balita yang hanya mengonsumsi sejumlah kecil makanan, menghindari menu tertentu (khususnya sayuran), menolak mencoba menu baru, dan cenderung memiliki pola makan yang ekstrim sehingga seringkali orangtua harus menyajikan menu khusus yang berbeda dengan makanan keluarga.
“Picky eater bukan suatu penyakit, melainkan termasuk gangguan perilaku. Sedangkan sakit mag atau gastritis adalah penyakit yang tidak terkait langsung dengan kebiasaan picky eater.” jelasnya.
Karena sakit mag tidak hanya menyerang orang dewasa, melainkan juga anak-anak, maka orangtua perlu mewaspadai bila anak sering mengeluh sakit pada ulu hati yang disertai kesulitan makan, mual dan muntah hebat, hingga diare dengan tinja berwarna kehitaman.
Pasalnya beberapa gejala tersebut bisa menjadi indikasi anak menderita sakit mag yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan tumbuh kembang.
“Sakit maag yang disebabkan infeksi kuman Helicobacter pylori perlu diterapi hingga tuntas, karena dapat terjadi kekambuhan jika di dalam lambung kuman tersebut masih berkembang biak. Pada penderita tukak lambung—akibat zat korosif—akan terjadi perlengketan saluran cerna dalam 4-8 minggu fase penyembuhan yang membutuhkan perawatan dan pemantauan intensif. Tak hanya itu, perdarahan lambung bisa juga dialami oleh penderita gastritis.”
Dampak sakit mag pada anak
Selain memiliki dampak fisik, efek sakit mag juga dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan mental anak.
Pada umumnya, setiap gangguan kesehatan dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan mental anak. Misalnya pada kasus sakit mag atau gastritis; dibutuhkan pemberian beberapa jenis obat yang harus diminum secara teratur dalam jangka waktu cukup panjang.
Prosedur diagnosisnya yang rumit mungkin membuat anak kurang nyaman dan trauma dengan situasi rumah sakit. Selain itu, keluhan nyeri pada perut dan gejala gangguan pencernaan secara tidak langsung dapat mengurangi waktu bermain anak dan membuatnya menderita—karena merasakan sakit terus-menerus.
Semua hal tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan anak yang tidak jarang akan menimbulkan rasa trauma saat anak beranjak dewasa.
Lalu, untuk mencegah penyakit mag pada anak apa yang harus orangtua lakukan?
Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan dan mengawasi makanan yang dikonsumsi anak. Tidak hanya pola makan, orangtua juga perlu mengawasi penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan iritasi lambung seperti obat penurun panas, anti nyeri dan steroid.
“Apabila anak mengalami gejala penyakit mag seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, segera bawa ke dokter agar dapat dilakukan penegakan diagnosis oleh ahli pencernaan anak. Jika memang terbukti sakit mag atau gastritis maka dokter akan menjelaskan tata cara perawatan dan pengobatannya, termasuk hal-hal yang harus diwaspadai orangtua agar sakit mag segera teratasi dan terhindar dari komplikasi yang lebih parah.” tutup dr. Wiyarni.